Macam Chassis Bus
Beberapa rekan BMC mungkin sudah tahu soal ini. Tapi sebagian besar mungkin baru tahu atau bahkan belum pernah tahu. Membawa chassis bis dengan memakai trailer sebetulnya bukan hal yang baru karena sudah ada sejak tahun 2002 ketika SCANIA K-Series yang memakai chassis modular mulai memasuki pasaran Indonesia. Hanya saja karena chassis SCANIA terbilang langka, kita susah menemui chassisnya dibawa naik trailer.
Membawa chassis bis (baru) dari dealer/ATPM ke Karoseri umumnya memang dikendarai langsung. Chassis “telanjang” dikendarai oleh seorang driver dengan memakai jaket, helm dan kacamata.
Mercedez Benz OH 1626
Membawa chasis bis dengan trailer pasti ada beberapa alasan. Ketika penulis menanyakan hal itu ke pihakATPM diperoleh jawaban “karena chassisnya masih pendek sementara mesin ada dibelakang, dikuatirkan akan “jomplang” ketika melalui gundukan jika dikendarai langsung”.
Mercedez Benz OH 1626
Membawa chasis bis dengan trailer pasti ada beberapa alasan. Ketika penulis menanyakan hal itu ke pihakATPM diperoleh jawaban “karena chassisnya masih pendek sementara mesin ada dibelakang, dikuatirkan akan “jomplang” ketika melalui gundukan jika dikendarai langsung”.
Kelihatannya alasan ini terkesan sepele dan lucu. Tapi ketika dilihat spesifikasi beberapa chassis bis, terlihat distribusi berat front axle dan rear axle pada chassis yang harus dibawa dengan trailer sangat tidak seimbang (jauh lebih besar pada rear axle). Maka bisa dimengerti jika chassis tersebut harus dibawa dengan trailer demi alasan safety.
Mari kita simak perbandingan berikut …..
Mari kita simak perbandingan berikut …..
Mercedes Benz OH-1525
Front Axle : 1060 kg = 20.33%
Rear Axle : 4154 kg = 79.67%
Total : 5214 kg = 100%
Front Axle : 1060 kg = 20.33%
Rear Axle : 4154 kg = 79.67%
Total : 5214 kg = 100%
Mercedes Benz OH-1521 E1/E2
Front Axle : 1250 kg = 25.00%
Rear Axle : 3750 kg = 75.00%
Total : 5000 kg = 100%
Front Axle : 1250 kg = 25.00%
Rear Axle : 3750 kg = 75.00%
Total : 5000 kg = 100%
Hino RK8 (R235 & R260)
Front Axle : 1270 kg = 25.15%
Rear Axle : 3780 kg = 74.85%
Total : 5050 kg = 100%
Front Axle : 1270 kg = 25.15%
Rear Axle : 3780 kg = 74.85%
Total : 5050 kg = 100%
Hino RG1-JSKA
Front Axle : 1255 kg = 25.66%
Rear Axle : 3635 kg = 74.34%
Total : 4890 kg = 100%
Front Axle : 1255 kg = 25.66%
Rear Axle : 3635 kg = 74.34%
Total : 4890 kg = 100%
Hino RK1-JSKA (non turbo)
Front Axle : 1240 kg = 26.67%
Rear Axle : 3410 kg = 73.33%
Total : 4650 kg = 100%
Front Axle : 1240 kg = 26.67%
Rear Axle : 3410 kg = 73.33%
Total : 4650 kg = 100%
Hino RK1- JSNL (CNG)
Front Axle : 1900 kg = 29.12%
Rear Axle : 4625 kg = 70.88%
Total : 6525 kg = 100%
Front Axle : 1900 kg = 29.12%
Rear Axle : 4625 kg = 70.88%
Total : 6525 kg = 100%
CHASSIS YG HARUS DIBAWA DENGAN TRAILER :
Mercedes Benz OH-1626
Front Axle : 600 kg = 12.24%
Rear Axle : 4300 kg = 87.76%
Total : 4900 kg = 100%
Front Axle : 600 kg = 12.24%
Rear Axle : 4300 kg = 87.76%
Total : 4900 kg = 100%
Mercedes Benz OH-1830
Front Axle : 1030 kg = 18.36%
Rear Axle : 4580 kg = 81.64%
Total : 5610 kg = 100%
Front Axle : 1030 kg = 18.36%
Rear Axle : 4580 kg = 81.64%
Total : 5610 kg = 100%
Selain itu memang pada beberapa jenis chassis (OH-1626 & OH-1830) tanki bahan bakar aslinya belum terpasang karena “belum ada tempat”. Untuk keperluan mobilisasi chassis hanya dilengkapi dengan tanki BBM sementara yang terbuat dari bahan plastik yang kapasitasnya hanya 20 liter. Tanki aslinya baru dipasang dikaroseri setelah modul baggage compartement disambung.
SCANIA K-Series istirahat di pool Nusantara Kudus bersiap melanjutkan perjalanan ke Adiputro Malang
SCANIA K-Series istirahat di pool Nusantara Kudus bersiap melanjutkan perjalanan ke Adiputro Malang
KENAPA PENDEK ??
Iya … kenapa manufacturer membuat chassis bigbus dengan ukuran pendek jika memang untuk membawanya saja pembeli (PO) mesti keluar biaya extra sewa trailer? Selain itu pembeli juga harus keluar biaya untuk menyambung
chassis pada bagian tengahnya. Sekedar diketahui, untuk membawa chassis OH-1626 dari pabrik Mercedes Benz di Wanaherang Bogor ke Adiputro Malang sewa trailernya Rp. 15 juta. Dan untuk penyambungan bagian tengah (baggage compartement) pada chassis SCANIA K-Series biayanya sekitar Rp. 25 juta.
Iya … kenapa manufacturer membuat chassis bigbus dengan ukuran pendek jika memang untuk membawanya saja pembeli (PO) mesti keluar biaya extra sewa trailer? Selain itu pembeli juga harus keluar biaya untuk menyambung
chassis pada bagian tengahnya. Sekedar diketahui, untuk membawa chassis OH-1626 dari pabrik Mercedes Benz di Wanaherang Bogor ke Adiputro Malang sewa trailernya Rp. 15 juta. Dan untuk penyambungan bagian tengah (baggage compartement) pada chassis SCANIA K-Series biayanya sekitar Rp. 25 juta.
Pertama, chassis pendek lebih fleksible untuk dikembangkan panjangnya sesuai kebutuhan atau sesuai regulasi. Ingat, tidak semua negara memiliki regulasi panjang bis besar 2-axle maksimal 12 meter. Ada yang kurang, ada juga yg boleh lebih dari 12 meter. Dengan satu chassis yang bisa dikembangkan panjangnya, manufacturer tidak perlu membuat terlalu banyak varian panjang chassis.
Kedua, chassis pendek memudahkan pengiriman dari negara pembuat ke negara pembeli. Baik nantinya chassis tersebut akan dikirim berupa complete chassis maupun knockdown (pretelan), dimensi yang lebih kecil relatif lebih mudah ditangani dan volumenya juga lebih kecil sehingga biaya pengiriman akan lebih murah. Lebih murah bagi pabrik pembuat maksudnya, bukan bagi pemilik PO.
Wahyudi Irianto
BisMania Community
BisMania Community
Foto Koleksi : Hari Black Bua BMC Jateng & Pak Sudarnanto (Laks Premium Autobus)
A Short Description about youself
Any feedback, questions or ideas are always welcome. In case you are posting Code ,then first escape it using Postify and then paste it in the comments
0 komentar: